PRAPSAS

PRAPSAS

Minggu, 01 Maret 2015

Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of the World)

bismillahirrahmaanirrohiim.

assalammualaikum wr wb.

salam pramuka

        baiklah jika sebelumnya kita membahas tentang, 3 alasan kenapa pramuka penting untuk kaum muda, hari ini kita akan membahas sedikit tentang Bapak Pandu dunia, yaitu Baden-powell 

 

   BADEN-POWELL lahir pada tanggal 22 FEBUARI 1857 di London inggris, dengan nama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden Powell, Ayah nya bernama PROF, domine baden -powell, seorang guru besar di universitas oxford, inggris, Ibunya bernama henrietta grace smyth, seorang putri dari admiral inggris yang terkenal william T.smyth. Baden-Powell dilahirkan dalam sebuah keluarga besar. Baden-Powell mempunyai Sembilan orang saudara, yaitu Warrington, George, Augustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta, Jessie, dan Baden Fletcher. Dan Baden-Powell bersama saudara-saudaranya  bertambah akrab sepeninggal ayahnya meninggal saat ia berumur 3 tahun yaitu pada tanggal 11 juni 1860, swhingga baden-powell dituntut untuk mandiri,

Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung oleh beliau dengan kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”

Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.

 Akhirnya Ny.henrietta grace memasukan Badenn-Powell ke chrterhouse school pada tahun 1870 Baden-Powell sangat popular (terkenal) selain pandai dalam belajar sehingga Baden-Powell meraih beasiswa, Baden-Powell juga mengikuti kegiatan-kegiatan ekstra seperti Marching Band, Klub menembak ( Rifle Corps), Teater, Melukis dan menggambar, Kiper kesebelasan Charterhouse. Di Charterhouse School inilah Baden-Powell mendapat julukan lainnya, yaitu ‘Bathing-Towel’.

Pada usia 19 tahun Baden-Powell menamatkan sekolah di Charterhouse School. Dan akhirnya Baden-Powell bergabung dengan dinas kemiliteran, atas bantuan pamannya Kolonel Henry Smyth, komandan dari Royal Military Academy di Woolwich. Kemudian setelah lulus dari akademi militer tersebut Baden-Powell ditempatkan di India, dengan pangkat pembantu letnan.

 Setelah sempat berpindah-pindah, dari satu kota ke kota lain, dari satu daerah ke daerah lain, bahkan dari satu Negara ke Negara yang lain. Baden-Powell akhirnya bertugas di Mafeking, sebuah kota di pedalaman Afrika selatan. Kota inilah yang membuat nama Baden-Powell menjadi terkenal dan dianggap pahlawan oleh bangsanya, karena jaa-jasanya dalam memimpin pertahanan kota Mafeking terhadap pengepungan bangsa Boer selama kurang lebih 217 hari (dari tanggal 13 Oktober 1899 sampai dengan tanggal 18 Mei 1900). Karena jasa-jasanya tersebut, pangkat Baden-Powell dinaikkan menjadi Mayor Jendral. Selama bertugas di Afrika Baden-Powell banyak melakukan petualangan sehingga pengalaman-pengalamannya semakin bertambah. Dan karena keberaniannya Baden-Powell sempat mendapatkan julukan dari suku-suku primitive seperti suku Zulu, Ashanti atau Metabele sebagai IMPEESA yang artinya adalah Srigala yang tak pernah tidur. Hal ini disebabkan karena kewaspadaan, kecekatan dan keberanian Baden-Powell (termasuk tindakannya mencuri kalung manik-manik milik raja Dinizulu).

Pada tahun 1901, Baden-Powell kembali ke tanah airnya, Inggris dengan di sambut besar-besaran sebagai salah satu pahlawan bangsanya. Kemudian Baden-Powell sempat pula menulis pengalaman-pengalamannya dalam buku Aids To Scouting. Pada tahun 1907 Baden-Powell mendapatkan undangan dari perkumpulan Boys Brigade untuk mengisahkan pengalaman-pengalamannya selama di Afrika khususnya dan selama di dinas ketentaraan umumnya, dalam sebuah perkemahan yang diikuti dua puluh orang anggotanya. Perkemahan pertama tersebut diselenggarakan di  Paula Brownsea (Brownsea Island).

Baden-Powell pada tahun 1908 menulis buku Scouting For Boys, sebuah karya yang sangat spektakuler. Buku inilah yang mengakibatkan perkembangan kepanduan menjadi semakin besar. Buku ini menyebar di seluruh daratan Eropa sampai ke daerah-daerah jajahan. Pada tahun 1910, Baden-Powell meletakkan jabatannya di dinas ketentaraan dengan pangkat terakhirnya adalah Letnan Jendral. Dan mulailah Baden-Powell berkonsentrasi penuh untuk mengembangkan kepanduan ke seluruh dunia. Pada tahun 1912, Baden-Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk menemui para pandu di berbagai negara. Baden-Powell menikah dengan Olave St. Clair Soames (Lady Baden-Powell) pada tahun 1912, dan dikarunia tiga orang anak yaitu Peter, Heather, dan Betty.

Pada tahun 1920, para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama. Pada hari terakhir kegiatan jamboree tersebut (6 Agustus 1920). Baden-Powell diangkat sebagai Chief Scout Of The World atau Bapak Pandu Sedunia. Baden-Powell juga dianugerahi gelar Lord Baden-Powell Of Gilwell, dengan julukan Baron oleh Raja George V.

  Setelah berkeliling dunia, termasuk mengunjungi Batavia (sekarang-Jakarta) pada tanggal 3 Desember 1934, sepulangnya dari meninjau Jambore di Australia. peristiwa yang tidak dilupakan oleh para pandu nasiomal, sebab saat itu yang boleh menyambut beliau hanya para pandu belanda yang tergabung dalam NIPV(nederland indische padvinders vereniging).

Baden-Powell beserta Lady Baden-Powell menghabiskan masa-masa akhirnya tinggal di Inggris (sekitar tahun 1935-1938). Kemudian Baden-Powell kembali ke tanah yang dicintainya, Afrika. Dan Baden-Powell menghabiskan masa tuanya di Nyeri, Kenya. Beliau akhirnya, meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1941.

  

semoga bermanfaat,kalau ada kata yang salah atau terselip mohon maaf ya...salam pramuka! 

";kalau kamu baca nya buru2 mending ulangi lagi ya...hehe"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar